Atap Rumah di Slawi Ambruk Diterjang Hujan Lebat, Satu Keluarga Kehilangan Tempat Tinggal


Atap Rumah di Slawi Ambruk Diterjang Hujan Lebat, Satu Keluarga Kehilangan Tempat Tinggal
Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Slawi dan sekitarnya pada Senin sore, 10 Juni 2025, menyebabkan atap sebuah rumah di Perumahan Ndalem Kawitan, Desa Kalisapu, RT 01 RW 09, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, roboh. Insiden yang terjadi sekitar pukul 16.00 WIB tersebut menimpa kediaman milik Bapak Abdur Rosid (42).
Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa ini. Namun, bangunan yang rusak berat di bagian atap membuat rumah tidak dapat lagi ditinggali untuk sementara waktu. Akibatnya, satu keluarga yang terdiri dari empat orang, termasuk Bapak Abdur Rosid, terpaksa mencari perlindungan dan mengungsi ke kediaman tetangga terdekat. Peristiwa ini menyoroti kembali risiko bencana hidrometeorologi di tengah potensi cuaca ekstrem yang masih mengancam.
Kronologi Kejadian di Tengah Hujan Deras
Peristiwa robohnya atap rumah diawali dengan hujan lebat yang turun tanpa henti sejak siang hari. Durasi hujan yang cukup lama dengan volume air yang tinggi diduga menjadi pemicu utama ambruknya struktur atap. Beban air hujan yang berat membuat konstruksi atap, yang diduga telah rapuh termakan usia, tidak mampu lagi bertahan.
Seorang saksi mata di lokasi kejadian, Bapak Nasurllah, menuturkan bahwa hujan yang terjadi pada hari itu memang luar biasa deras.
"Hujannya deras sekali dan berlangsung lama. Mungkin karena bangunan ini sudah berdiri cukup lama, jadi tidak kuat lagi menahan beban air hujan yang begitu berat," ujar Nasurllah saat ditemui di dekat lokasi kejadian.
Kejadian berlangsung cepat. Sekitar pukul 16.00 WIB, warga sekitar dikejutkan oleh suara gemuruh keras yang berasal dari kediaman Bapak Abdur Rosid. Setelah diperiksa, bagian atap rumah sudah dalam kondisi ambruk, menyisakan puing-puing material bangunan di dalam rumah. Beruntung, seluruh anggota keluarga berhasil menyelamatkan diri dan tidak berada tepat di bawah struktur yang roboh.
Respons Cepat Pemerintah Desa dan Tim Gabungan
Menyusul laporan kejadian, Pemerintah Desa Kalisapu bergerak cepat. Kepala Desa beserta jajarannya segera mendatangi lokasi untuk memastikan kondisi warga dan melakukan pendataan awal. Langkah koordinasi pun langsung dijalin dengan berbagai pihak terkait untuk penanganan lebih lanjut.
Tim Reaksi Cepat (TRC) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal bersama relawan penanggulangan bencana (PB) setempat tiba di lokasi tak lama setelah kejadian. Prioritas utama tim ialah memastikan keamanan lokasi dan melakukan asesmen atau penilaian tingkat kerusakan serta kebutuhan mendesak bagi keluarga terdampak.
"Kami telah menerima laporan dan tim langsung diterjunkan ke lokasi. Langkah pertama yang kami lakukan merupakan asesmen kerusakan untuk menentukan skala prioritas bantuan yang akan disalurkan," jelas seorang perwakilan BPBD Kabupaten Tegal. Asesmen ini mencakup pendataan kerugian material, identifikasi kebutuhan logistik seperti terpal, paket sembako, pakaian, dan perlengkapan darurat lainnya.
Solidaritas warga sekitar juga terlihat nyata. Para tetangga menjadi pihak pertama yang memberikan pertolongan, mulai dari membantu mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan hingga menyediakan tempat tinggal sementara bagi keluarga Bapak Abdur Rosid.
Potensi Cuaca Ekstrem dan Imbauan Kewaspadaan
Insiden di Desa Kalisapu ini menjadi pengingat nyata akan dampak cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Tegal. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan mengenai potensi hujan lebat yang dapat disertai angin kencang dan petir di sebagian wilayah Pantura Jawa Tengah selama periode peralihan musim.
Curah hujan yang tinggi secara signifikan meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan kerusakan infrastruktur. Bangunan-bangunan tua atau yang konstruksinya kurang memenuhi standar menjadi sangat rentan mengalami kerusakan struktural, seperti yang terjadi pada rumah Bapak Abdur Rosid.
Pihak BPBD Kabupaten Tegal secara konsisten mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Kami meminta warga untuk proaktif memeriksa kondisi tempat tinggal masing-masing, terutama bagian atap, tiang penyangga, dan saluran air. Pastikan tidak ada keretakan atau potensi kerusakan yang bisa membahayakan saat hujan lebat turun," lanjut perwakilan BPBD.
Selain itu, masyarakat juga dianjurkan untuk membersihkan lingkungan sekitar dari sampah yang dapat menyumbat saluran drainase dan memicu genangan air atau banjir lokal.
Penanganan Lanjutan dan Bantuan Kemanusiaan
Saat ini, fokus utama tim gabungan ialah pada upaya pembersihan puing-puing material atap yang roboh dengan tetap memperhatikan faktor keselamatan. Bantuan darurat berupa logistik dasar tengah disiapkan untuk disalurkan kepada keluarga korban. Pemerintah Kabupaten Tegal, melalui Dinas Sosial dan BPBD, serta lembaga kemanusiaan lain seperti PMI dan BAZNAS, biasanya akan turut serta memberikan dukungan untuk meringankan beban warga yang tertimpa musibah.
Penanganan pasca-bencana akan mencakup verifikasi data kerusakan untuk kemungkinan penyaluran bantuan perbaikan rumah, meskipun proses ini memerlukan waktu. Yang terpenting saat ini ialah memastikan keluarga Bapak Abdur Rosid mendapatkan tempat tinggal yang layak dan kebutuhan dasar mereka terpenuhi selama masa darurat.
Pemerintah desa dan para relawan akan terus memantau situasi dan berkoordinasi untuk memastikan proses pemulihan dapat berjalan dengan baik, seraya terus menyosialisasikan pentingnya kesiapsiagaan bencana kepada seluruh lapisan masyarakat di wilayah Slawi dan sekitarnya.